Liputan6.com,
New York - Agen Federal Amerika Serikat (AS) mengajukan gugatan kepada situs
belanja online, Amazon yang dinilai membiarkan anak-anak melakukan pembelian
terlalu mudah pada perangkat mobile tanpa persetujuan orang tua mereka.
Dalam
pengaduan yang diajukan Kamis (10/7/2014), Federal Trade Commission Dugaan
menuding, Amazon telah secara tidak sah membebankan pelanggan anak-anak pada
aplikasi pembelian senilai jutaan dolar.
Antara
lain terkait pembelian pernak-pernik digital permainan atau menggunakan
aplikasi pada perangkat seperti tablet Kindle Fire yang dibuat tanpa
sepengetahuan sang pemegang rekening yakni orang tua.
"Para
orang tua dan pemegang rekening telah rugi besar secara keuangan, di mana
ribuan konsumen mengeluh tentang biaya aplikasi anak-anak yang tidak resmi dan
banyak konsumen melaporkan harus membayar hingga ratusan dolar untuk membayar
biaya tersebut," isi gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik Barat
Washington, melansir laman Huffington Post, Sabtu (12/7/2014).
FTC
menyebutkan harga pembelian aplikasi tersebut berkisar antara 99 sen menjadi
US$ 99,99 masing-masing. Menurut pengaduan, kondisi ini terjadi saat adanya
pembelian permainan game atau menggunakan aplikasi yang sangat mudah.
Hal
ini memungkinkan anak-anak, yang kadang-kadang bahkan belum bisa membaca bisa
menguras kantong orang tua mereka.
"Dalam
banyak kasus, orang tua mengeluh anak-anak mereka tidak mengerti atas
kegiatannya saat bermain app bisa mendapatkan permainan sekaligus dikenakan
biaya," kata gugatan itu.
Amazon
pun dikatakan telah menerima ribuan pengaduan yang terkait dengan tidak biaya
aplikasi tidak sah ini yang nilainya mencapai jutaan dolar.
FTC
ingin Amazon mengembalikan uang para orang tua dan pelanggan lain yang telah
terkena biaya yang tidak sah dari rekening mereka, tetapi juga memperoleh
informasi yang jelas sebelum anak-anak dapat membuat satu pembelian.
Jessica
Kaya, Direktur Perlindungan Konsumen FTC, mengatakan, "Anda harus
melakukannya dengan cara membuat anak tidak bisa begitu saja dengan mudah
menekan telepon dan dikenakan biaya," jelas dia.
Menurut
gugatan itu, pelanggan mulai mengeluh kepada Amazon hanya beberapa minggu
setelah perusahaan mengeluarkan aplikasi pembelian pada November 2011. Dalam
gugatan itu, Amazon menerima 30 persen pendapatan dari pembelian yang dilakukan
melalui satu aplikasi.
Perusahaan
dikatakan tidak akan mengomentari gugatan itu dan memilih membuat pernyataan
dalam surat pekan lalu yang ditujukan kepada FTC.
"Kami
telah terus meningkatkan hal ini sejak diluncurkan, tapi bahkan pada saat
peluncuran, ketika pelanggan mengatakan kepada kami, anak-anak mereka telah
membuat pembelian dan mereka ingin dikembalikan maka kami kembalikan,"
tulis Andrew DeVore, Wakil Presiden dan Penasihat Umum Amazon.(Nrm)
Tanggapan
:
Kasus
pemanfaatan teknologi dan informasi dalah hal pembayaran secara online yang
disajikan memang dapat menjadi suatu permasalahan jika tidak cermat dan tidak
tanggap dalam menghadapinya. Dalam kasus ini permasalahannya adalah golongan
anak-anak baru hanya mengerti “menggunakan”
sebuah aplikasi permainan tanpa tahu detail dari bagaimana sistem dari aplikasi
tersebut bekerja, terutama dengan pembelian barang dalam sebuah aplikasi
tersebut sehingga dapat merugikan pihak orang tua mereka yang menghubungkan
akun pembayaran mereka dengan aplikasi yang bersangkutan untuk melakukan
pembayaran ( semacam google play account
wallet, iTunes account wallet, etc)
Solusi
:
Dari
pihak orang tua agar lebih dapat mengawasi sang anak agar mengerti mengenai
aplikasi yang dia gunakan, dan tidak hanya mengawasi namun juga mengajari
bagaimana penggunaan sebuah aplikasi secara baik dan bijak agar dapat menghindari
berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.
Dari
pihak pemgembang sistem atau aplikasi agar dapat memperketat aplikasi agar
tidak terjadi salah guna dalam aplikasi, contohnya dapat menerapkan sistem
pertanyaan khusus pada saat ingin konfirmasi pembayaran untuk sebuah aplikasi
atau dapat memasukkan password unik dan khusus kedalam sistem pembayaran yang
dimana hanya sang orang tua yang tahu mengenai hal tersebut untuk dapat
menghindari pembayaran yang tidak sesuai keinginan
sumber :
http://bisnis.liputan6.com/read/2076619/amazon-dituntut-karena-bikin-anak-boros-berbelanja-online