Friday, July 13, 2012

Khotbah kok rasis,pak!

kejadian ini bermula ketika saya sholat jum'at di masjid dekat CCF Wijaya,lebih tepatnya masjid ini terletak di belakang rumah sakit yang bersebrangan dengan CCF Wijaya (rumah sakit bersalin kalo tidak salah). ketika itu,saya masuk ke masjid pas khutbah mulai karena kelas bahasa perancis saya baru selesai jam 12. ketika masuk,seperti biasa,suara khotbah menggelegar-gelegar membaca doa yang saya sendiri tidak tahu maknanya,mungking niatnya agar kita tidak tertidur. khotbah membicarakan kondisi Islam yang sekarang dan juga membicarakan mengenai seorang "Pemimpin" yang harus kita pilih atau ikuti. mungkin karena baru saja 2 hari yang lalu,rabu,11 Juli 2012 diadakan PEMILU Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2016. ketika dia membicarakan seorang pemimpin,khotib berkata yang intinya"kita harus memilih seorang pemimpin dari islam,tapi mengapa yang kemarin menang itu adalah CAWAGUB beragama Kristen? padahal Indonesia dikenal dengan Negara Islam,penduduk Islam terbanyak!" dan bla-bla-bla saking banyaknya omongan yang saya sudah muak mendengarnya selaku pendengar. maaf saya bukannya tidak mendukung agama yang saya yakini,tapi jika saya merasa memang seorang khotib memberikan khotbah yang terlalu dangkal atau kelewat fanatis,saya justru kurang suka,apalagi berbau rasial/rasis. teman saya,yang tidak bisa saya sebutkan sudah merasa tidak enak mendengarnya juga.

kami pun shalat jumat,lalu ketika sudah selesai,saya melihat,teman saya sudah berada bersama khotib tersebut. ya,dia mengkritik. saya langsung keluar dari dalam ruangan masjid dan menunggu di teras masjid sambil melihat perbincangan mereka. jujur,pengetahuan agama saya masih kurang,jadi kalaupun saya kritik,saya takut kalah dalam adu argumen tersebut. sementara teman saya ilmunya lebih baik.

ketika teman saya keluar dan saya tanya bagaimana. dia bilang bahwa khotib itu justru menasihati seharusnya kita fanatik dengan islam. lalu disitu saya langsung merasa,kalopun kita fanatik sampai memandang rendah agama lain atau memandang hal yang buruk,itu kelewatan,karena bisa saja jika hal itu memang benar terjadi,akan ada perang antar pemegang agama di Indonesia ini. lalu teman saya bilang ke khotib tersebut bahwa jika dia masih rasial,berarti dia belum pantas menjadi seorang khotib. namun,khotib itu juga meminta maaf atas kesalahan yang dia buat dan akhirnya kasus ditutup. namun yang saya bikin lebih kesal,bukan khotibnya,melainkan jamaat pengurus masjidnya,mereka terlihat raut muka yang seakan akan bilang "ini anak mau ngapaih!?" begitu,sepertinya yang bener bener buruk perilakunya lebih ke jamaatnya karena ga bisa mem-filter mana yang benar dan mana yang masih salah.

saran saya,kalaupun kita ingin membanggakan agama kita,jangan bawa bawa unsur agama lain. dan tentu saja,menurut saya,jangan campur adukan urusan politik dengan agama. ada beberapa yang bisa,tapi ingat ada juga yang TIDAK BISA.

sekian cerita dari saya semoga bermanfaat

*Note: saya tidak dapat menampilkan suatu gambar yg berkaitan dengan tema ataupun gambar si khotib yang bersangkutan karena takut salah kaprah. terima kasih

No comments:

Post a Comment