Friday, September 10, 2010

hari terakhir di bulan ramadhan dan kejadian pribadi hari raya idul fitri



ketika bunyi adzan maghrib berkumandang di hari terakhir bulan suci ramadhan ini,menandakan bahwa puasa di bulan yang suci ini telah usai. setelah adzan isya,bunyi takbiran dari masjid masjib menyelimuti langit malam yang kelam ini

ya,itulah suasana yang sudah tak asing lagi jika menghadapi malam terakhir puasa. dan juga,jalanan macet dipenuhi dengan para pengendara wajar dan belum wajar.

di lingkungan saya,apalagi di negara saya ini,Indonesiaku tercinta. biasanya selain dengan menabuh bedug untuk mengiringi suara takbiran,disini juga dilakukan dengan menyalakan kembang api atau petasan,bahasa internationalnya itu fireworks.

terkadang saya bingung juga dengan orang orang. untuk merayakan malam terakhir ramadhan,seharusnya tidak perlu menggunakan fireworks yang terlalu menggelegar. karena dapat mengganggu ketenangan warga sekitar,walaupun sudah banyak yang tahu akan hal ini,tapi tetap saja dilakukan. mungkin karena dia melakukan itu untuk kesenangannya sendiri dan kelompok bermainnya. padahal di malam lebaran ini,yang dibutuhkan bukanlah sebuah petasan atau kembang apiyang meriah,tapi hati kita bagaimana? lalu berdoa pada Allah dan meminta kepada Allah agar kedepannya lebih baik

ya,tapi mungkin hal bermain kembang api itu sudah tak bisa dilepaskan lagi dari peringatan bulan ramadhan karena itu sudah menjadi suatu kebiasaan di masyrakat. seakan akan,adanya kembang api menjadi suatu kebutuhan di bulan ramadhan.

well,saya sih sebenarnya yang paling tidak suka adalah bagian minta minta rezeki. ini dia,entah kenapa saya paling tidak suka bagian ini.

begini ceritanya,di lingkungan rumah saya,banyak yang suka "minta minta" dalam rangka bulan ramadhan,mungkin maksudnya bagi si yang "minta" itu adalah uang THR. sebenarnya kalo dipikir pikir,orang bilang misalnya "pak,bagilah rezeki bapak" tapi menurut saya dia bukan mikir untuk kita berbagi,tapi memang dasarnya dia minta. sempat sampai ayah saya menyuruh saya memberi uang kepada pengemis,tapi saya tidak mau. karena pengemis jaman sekarang sudah susah untuk dipercaya. bahkan saya sampai tak peduli apa kata temen,pelitlah,atau tidak mau berbagi lah kepada yang miskin. tapi,mengingat yang meminta minta pun ada yang masih muda,kenapa mereka ga mencari kerja yang lebih layak dari meminta minta? apa gitu,kan ada yang lebih baik,satpam,atau tukang cuci mobil yang tidak memerlukan keterampilan banyak

saya saja bekerja pada keluarga saya dan digaji. dan uang hasil gaji ini diluar dari uang jajan. jadi benar benar seperti kerja. saya kerja pada keluarga saya sebagai tukang cuci mobil,sekalinya saya tidak mencuci mobil,gaji saya akan dipotong. jadi sayapun merasakan susahnya cari duit. tapi mereka,yang meminta minta? cuma nadah tangan,ngomong ala bullshit (maaf) dan akhirnya mereka bisa dapat uang. kalo orangnya bener bener miskin. tapi bagaimana kalo orang yang dikota kesannya miskin,tapi dikampungnya kaya?

saya terpikirkan begitu saja,kenapa ya? begitu

padahal kalau dipikir pikir lagi,lapangan kerja informal itu banyak,tapi kenapa mereka tak mau mencoba

hahaha,malah jadi ngomonginnya ini,tapi jujur,saya kesal sendiri melihatnya. sampai sekarang pun saya masih menutup hati saya untuk memberikan uang kepada yang meminta minta,kecuali berbagi rezeki kepada fakir miskin atau yatim piatu dari lembaga resmi. biasanya sih saya masih berinfaq di masjid.



oh,iya. saya dengan ini mengucapkan minal aidzin walfaidzin,mohon maaf lahir batin

No comments:

Post a Comment