Monday, September 6, 2010

perjuangan seorang teman

saya bercerita sedikit tentang pengalaman saya begitu juga dengan pengalaman teman saya.

saya saat ini duduk di bangku SMA kelas XI. dan saya mempunyai teman bernama divan aji. dia itu orangnya ceria,sering berkomedia ria,dan sukanya balapan motor. ada satu hal yang membuat saya takjub sama orang ini

apa yang membuat saya takjub?
begini,divan bersekolah sama seperti saya di SMAN 28,jakarta selatan,pasar minggu. dulu juga satu SMP sama saya. yang membuat saya kepikiran adalah. kenapa dia mau sekolah di SMAN 28? mengapa saya bertanya dalam hati demikian. rumah divan aji ini berada di bojong (dekat dekat bogor) dan,seperti yang kita ketahui,tak gampang dari bojong menuju pasar minggu dengan naik kereta untuk bersekolah dengan patokan batas waktu setengah tujuh. ini adalah contoh kecil perjuangan dari seorang divan aji.

sementara saya sendiri,tidak perlu berangkat pagi pagi,jam setengah tujuh saya berangkat pun tidak terlambat,karena rumah saya dibelakang SMAN 28.

pada suatu saat,saya pernah bertanya kepada divan,mengapa dia mau bersekolah ditempat yang jauh,dan ternyata alasannya:

1.karena sekolahnya bagus
dan yang kedua lah yang paling unik
2. emak janjiin kalo gue masuk 28,gue dapet motor

hahaha,ada ada aja nih anak,ya secara penggemar motor,pasti pingin banget lah yah. lagipula,itu juga bisa memudahkan dia dalam berkendaraan kemana mana. tapi ternyata,dia tidak segampang itu dibiarkan berkendara keluar dari bojong secara gampang. dia harus izin dulu sama babehnya (begitu dia menyebutnya). alhasil,dia kesekolah tetap naik kereta dengan mengejar waktu kereta.telat sedikit,langsung telat.

ada hal lagi yang terpikirkan oleh saya mengenai seorang divan ini,dia mempunyai penyakit asma,dan gampang kambuh rupanya. suatu hari,dia sempat tidak masuk beberapa hari karena penyakitnya itu kambuh. dan ketika saya tanya kenapa bisa kambuh,rupanya hal tersebut dikarenakan karena pada saat naik kereta,kereta tersebut mengalami gangguan teknis,alhasil penumpang terlarntar. dan karena terlantar itulah,stasiun tempat para penumpang diturunkan (di depok) menjadi penuh sesak,karena divan ada diantara kerumunan itu,logikanya,udara oksigen sekitar divan menjadi menipis,ditambah cuaca yang panas pula dan apalagi pada saat itu lagi puasa,divan pun langsung sakit karena asmanya kambuh dan dia langsung pulang secepatnya. untung saja dia masih di stasiun depok,paling tidak masih lebih dekat daripada tanjung barat.

dari itu,saya menyadari,betapa beratnya seseorang untuk mencapai ilmu yang tinggi,apapun itu,harus bisa dilalui,jarak tempuhpun tak jadi hitungan sebagai pembatas mendapatkan ilmu tersebut. ibarat kita sedang bermain baseball,seberapa jauh itu bola,ketika bola itu ada di posisi bagian kita,kita akan coba untuk meraihnya,apapun caranya untuk membuat lawan out.

saya merasa,Tuhan telah memberikan salah satu kebaikanNya. diberikan sekolah yang tempatnya dekat dengan rumah,sungguh nikmat yang besar

jadi,bagi saya,ini merupakan salah satu motivasi saya untuk kedepannya

No comments:

Post a Comment